Waspada! Modus Kejahatan Siber Bisa Bikin Saldo Rekening Anda Terkuras

Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, kenyamanan bertransaksi online ternyata dibarengi dengan ancaman serius berupa berbagai modus kejahatan siber.

Waspada! Modus Kejahatan Siber Bisa Bikin Saldo Rekening Anda Terkuras

Pelaku kejahatan dunia maya semakin lihai dalam memanfaatkan celah teknologi dan kelengahan manusia. Bahkan, tanpa sadar, korban bisa kehilangan seluruh isi tabungan hanya dalam hitungan menit. Masyarakat dari berbagai kalangan, baik yang melek teknologi maupun yang awam sekalipun, bisa menjadi sasaran.

Modus penipuan pun kian beragam, dengan pendekatan halus melalui teknik social engineering strategi manipulasi psikologis untuk mengelabui korban. Berikut ini Lapor Situs BO akan memberikan sejumlah modus kejahatan siber terkini yang perlu Anda waspadai agar tidak menjadi korban berikutnya.

1. Penipuan Online Berkedok Penawaran Menarik

Salah satu modus paling populer adalah penawaran barang atau jasa lewat media sosial. Akun penipu biasanya menyamar sebagai toko online terpercaya dan menampilkan produk dengan harga menarik. Setelah korban tergoda dan mentransfer uang, penipu memberikan instruksi untuk memasukkan kode tertentu ke aplikasi mobile banking. Tanpa disadari, kode tersebut justru mentransfer dana tambahan ke rekening pelaku.

Modus lain yang cukup mencolok adalah trading saham palsu. Biasanya korban diajak bergabung ke grup Telegram investasi dan dijanjikan keuntungan besar. Namun, tautan yang diberikan justru mengarah ke situs palsu. Setelah korban menyetor dana, uang tersebut langsung lenyap tanpa bekas.

Tak kalah marak, penjualan tiket konser palsu juga kerap menjebak anak muda. Korban tergiur harga miring dan diminta membayar biaya tambahan untuk alasan pajak atau refund. Sayangnya, tiket tak pernah diterima, dan uang pun melayang.

Selain itu, modus penggandaan uang juga masih beredar. Pelaku menjanjikan keuntungan berkali lipat asalkan korban mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu. Setelah dana terkirim, penipu menghilang tanpa jejak.

2. Modus Mengaku Dari Marketplace Atau Bank

Modus lain yang makin sering terjadi adalah penipuan mengatasnamakan marketplace besar seperti Tokopedia, Shopee, atau Lazada. Penipu menghubungi korban dan menyatakan ada pelanggaran pada akun mereka. Korban lalu diarahkan untuk mencairkan dana atau melakukan transfer sebagai bentuk “penyelesaian”. Padahal semua itu hanya taktik untuk menguras rekening korban.

Mengaku dari pihak bank juga merupakan modus klasik yang terus berkembang. Korban menerima telepon atau pesan yang menyebut dirinya pemenang hadiah undian dari bank. Untuk mencairkan hadiah, korban diminta mengisi data pribadi, mengklik tautan tertentu, atau memberikan kode OTP. Setelah itu, saldo rekening langsung dibobol tanpa ampun.

Bahkan, penipu bisa menghubungi korban dengan alasan ingin menutup atau mengaktifkan kartu kredit. Mereka meminta data penting yang kemudian digunakan untuk transaksi ilegal atas nama korban.

Baca Juga:

3. Penipuan Pekerjaan dan Pinjaman Online Fiktif

Modus Kejahatan Siber

Di tengah maraknya pencarian kerja daring, pelaku kejahatan siber juga menyusup lewat lowongan kerja palsu. Tawaran pekerjaan dengan bayaran tinggi disebar melalui grup WhatsApp atau Telegram. Setelah tugas awal selesai dan korban menerima “komisi”, ia diminta menyetor uang untuk tugas selanjutnya. Uang ditransfer, tapi pekerjaan tidak pernah ada, dan kontak pun diblokir.

Selain itu, ada pula modus penipuan mengatasnamakan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK). Korban tiba-tiba menerima transfer dana ke rekeningnya, lalu ditelepon oleh penipu yang mengaku dari lembaga keuangan. Mereka berdalih terjadi kesalahan sistem, padahal uang tersebut berasal dari pinjaman online yang didaftarkan atas nama korban tanpa izin. Jika tidak segera dilaporkan, korban bisa terlilit utang yang tidak pernah dia ajukan.

4. Link Phishing Dengan Sekali Klik Bisa Fatal

Salah satu senjata paling mematikan para pelaku adalah tautan phishing. Link berbahaya ini disebar lewat pesan singkat, email, atau media sosial. Sekilas terlihat resmi, bahkan memakai logo bank atau lembaga terkenal. Setelah diklik, korban diarahkan mengisi data pribadi seperti username, password, PIN, hingga kode OTP. Tak butuh waktu lama, seluruh akun keuangan korban bisa dikuras habis.

Tips Melindungi Diri Dari Kejahatan Siber

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat untuk tidak pernah memberikan data pribadi kepada siapa pun, termasuk:

  • Nomor KTP dan Kartu Keluarga
  • Nama ibu kandung
  • Username dan password akun finansial
  • Kode OTP
  • Informasi kartu kredit dan nomor rekening

Jangan mudah tergoda oleh iming-iming hadiah, undian, promo besar-besaran, atau pekerjaan dengan bayaran tidak masuk akal. Verifikasi setiap informasi langsung ke pihak resmi, baik itu bank, marketplace, atau penyedia layanan lainnya.

Kesimpulan

Di dunia digital, keamanan adalah tanggung jawab setiap individu. Jangan lengah dan selalu curiga pada segala hal yang tampak terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Penipu bisa menyamar sebagai siapa saja dan menjebak dalam hitungan detik.

Jika Anda atau orang terdekat menjadi korban, segera laporkan ke pihak berwajib atau hubungi OJK di nomor 157 atau layanan WhatsApp di 081157157157. Bersama, kita bisa mencegah kejahatan siber semakin meluas. Simak dan ikuti terus Lapor Situs BO agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari deycom.ie
  2. Gambar Kedua dari photo.sindonews.com
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga: Waspada! Modus Kejahatan Siber Bisa Bikin Saldo Rekening Anda Terkuras […]

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x