Uang di Rekening Raib? Ternyata Ini Modus Penipuannya!

Modus penipuan digital terus berevolusi. Mereka tak butuh senjata atau kekerasan cukup dengan rayuan digital dan kelengahanmu.

Uang di Rekening Raib? Ternyata Ini Modus Penipuannya!

Di balik saldo yang hilang diam-diam itu, ada sederet modus penipuan yang kini berkeliaran mengintai korban tanpa harus merampok secara fisik.

Apa saja bentuknya? Dan bagaimana cara kerja mereka bisa menguras tabungan hanya dengan beberapa klik licik ?

Penipuan Lewat Link Palsu (Phishing)

Modus pertama yang paling sering menjebak adalah phishing, yakni pencurian data melalui link palsu yang seolah-olah berasal dari lembaga resmi. Biasanya pelaku menyamar sebagai pihak bank, layanan digital populer, atau e-commerce terkenal, lalu mengirimkan pesan melalui SMS, email, atau bahkan WhatsApp.

Isinya bisa berupa:

  • “Akun Anda akan diblokir dalam 24 jam, segera verifikasi di link ini.”
  • “Selamat, Anda mendapatkan cashback Rp1.000.000. Klaim sekarang di sini.”

Begitu kamu klik tautannya, kamu akan diarahkan ke situs tiruan yang sangat mirip dengan situs aslinya. Di sanalah korban memasukkan data login, OTP, atau bahkan PIN. Dalam hitungan menit, pelaku sudah bisa mengambil alih akun dan menguras saldo di dalamnya.

Aplikasi Palsu Berkedok Pinjaman Atau Belanja

Jenis penipuan ini lebih halus, namun efeknya sama menghancurkannya. Banyak korban yang mengunduh aplikasi pinjaman online, dompet digital, atau marketplace palsu dari luar Play Store/App Store. Setelah terinstal, aplikasi itu meminta akses ke SMS, kontak, kamera, dan bahkan screen overlay.

Dari situ, pelaku bisa membaca OTP yang masuk, melihat PIN, bahkan merekam aktivitas pengguna. Tanpa sadar, data-data penting sudah dikirim langsung ke server penipu. Dalam waktu singkat, rekening korban pun bisa dikuras habis.

Baca Juga: Waspada Link Palsu di Email dan Chat, Jangan Asal Klik!

Penipuan Lewat Jasa Kirim Palsu

Penipuan Lewat Jasa Kirim Palsu

Belakangan ini, juga muncul modus yang menyamar sebagai kurir pengiriman paket. Korban biasanya menerima pesan yang menyatakan bahwa ada paket tertahan dan diminta untuk mengunduh file pelacakan dalam bentuk APK (untuk pengguna Android).

Begitu diinstal, file itu bekerja seperti keylogger dan screen recorder, yang diam-diam merekam semua aktivitas termasuk saat korban membuka aplikasi mobile banking atau e-wallet.

Bahkan ada korban yang hanya karena menginstal file tersebut, seluruh isi rekeningnya ludes tanpa sempat mengetahui apa yang salah.

Modus Mengaku Pihak Bank Atau Polisi

Ada pula penipu yang melakukan panggilan langsung dan mengaku dari bank, pihak berwenang, atau bahkan kepolisian. Mereka mengatakan bahwa ada transaksi mencurigakan dari akun korban, dan untuk keamanan, korban harus menyebutkan kode OTP atau PIN agar bisa memblokirnya.

Padahal, OTP itu justru digunakan penipu untuk login atau melakukan transaksi. Ketika kamu “menuruti arahan,” kamu justru sedang memberikan akses masuk ke pencuri rekeningmu sendiri.

Lalu, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Menghindari modus penipuan digital seperti ini sebenarnya tidak sulit, asalkan kamu cukup waspada dan hati-hati. Berikut langkah-langkah sederhana namun krusial:

  • Jangan pernah klik tautan yang mencurigakan, apalagi yang mengatasnamakan bank atau instansi resmi.
  • Selalu gunakan aplikasi dari sumber resmi, seperti Google Play Store atau App Store.
  • Aktifkan fitur keamanan ganda (two-factor authentication) untuk semua akun keuanganmu.
  • Jangan pernah berikan OTP atau PIN pada siapa pun, termasuk orang yang mengaku dari bank.
  • Laporkan segera ke pihak bank dan OJK jika merasa data sudah bocor atau uang hilang tiba-tiba.

Jika kamu merasa pernah menjadi korban atau menemukan situs mencurigakan, jangan diam! Laporkan dan bantu orang lain agar tidak jatuh ke jebakan yang sama. Simak dan ikuti terus  Lapor Situs BO agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari fahum.umsu.ac.id
  • Gambar Kedua dari voi.id